Mengapa seseorang bisa memiliki sifat pemalu? Penyebab munculnya sifat pemalu masih menjadi perdebatan di kalangan para ahli. Thalia Eley, seorang profesor genetika perilaku perkembangan dari Kingโs College London, percaya bahwa rasa malu sebagai temperamen, dan temperamen adalah bagian dari kepribadian. Dilansir oleh BBC, Eley mengungkapkan bahwa sifat pemalu hanya dipengaruhi oleh gen sebesar 30%. Sisanya didapat sebagai respons terhadap lingkungan yang lebih ia tekankan sebagai faktor munculnya sifat tersebut. Apakah menjadi pemalu adalah hal yang buruk? Dalam kehidupan bermasyarakat, banyak yang masih beranggapan bahwa sifat pemalu adalah kelemahan yang harus diperbaiki. Pasalnya, orang pemalu acap kali dianggap sulit berhubungan dan bersosialisasi dengan orang lain. Anggapan tersebut memang tidak sepenuhnya salah, namun mengatakan sifat pemalu sebagai kelemahan juga tidak benar karena merupakan bentuk emosi yang sangat wajar. Justru, sifat ini bisa mendatangkan beberapa keuntungan dalam situasi dan kondisi tertentu. Orang yang memiliki sifat ini biasanya lebih sensitif akan perasaan dan emosi orang lain sehingga membuat mereka menjadi pendengar yang baik, terutama saat orang lain sedang bercerita. Selain itu, sifat dusun pemalu dalam bahasa Sunda juga mendatangkan antisipasi lebih akan sesuatu. Ini artinya, orang yang dusun diyakini memiliki kewaspadaan lebih tinggi terhadap risiko. Mereka dapat membuat sebuah keputusan dengan lebih baik jika memahami baik-baik risikonya. Sifat ini bukanlah suatu hal yang negatif selama tidak menyebabkan masalah yang berarti dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi ini menjadi masalah adalah ketika rasa malu sudah sangat mengganggu, atau bahkan berkembang menjadi gangguan kecemasan sosial. Gangguan kecemasan sosial dapat menimbulkan berbagai emosi negatif, seperti rasa takut dan cemas berlebihan. Pikiran negatif ini akan terus membayangi mereka lebih lama, bahkan sampai berminggu-minggu. Sementara, rasa malu biasa tidak selalu disertai dengan pikiran negatif. Gejala gangguan kecemasan sosial sangat mengganggu kehidupan sehari-hari. Bahkan, untuk sekadar berbicara pada kasir di toko saja penderitanya akan merasa panik dan mengalami gejala fisik yang parah. Kondisi ini yang membutuhkan perawatan medis dari dokter. Sementara orang pemalu hanya menunjukkan sifatnya pada situasi tertentu, dapat mereda sendiri dan dikendalikan, juga dapat dihilangkan dengan membangun kepercayaan diri. Apa perbedaan pemalu dan introvert? Anda mungkin berpikir, apakah mungkin orang yang pemalu dan introvert itu sama? Media sering kali mengaitkan kepribadian introvert dengan sifat malu dan takut berinteraksi sosial. Padahal, keduanya berbeda, lho. Sifat pemalu berakar dari rasa cemas akan pandangan orang lain terhadap diri sendiri. Sementara itu, introversion adalah preferensi seseorang untuk memperoleh energi, yaitu berasal dari dirinya sendiri. Orang yang introvert merasa lebih cepat terkuras energinya ketika berinteraksi dengan orang lain. Biasanya, ia akan mengisi ulang energinya dengan cara menghabiskan waktu dengan diri sendiri, seperti membaca buku, mendengarkan musik, atau berjalan kaki sendirian. Sekilas, orang yang pemalu dan introvert terlihat sama karena keduanya cenderung menghindari interaksi sosial. Namun, keduanya memiliki dorongan yang berbeda. Introvert memilih untuk menghindari aktivitas sosial karena mereka lebih mudah lelah saat dikelilingi banyak orang. Mereka butuh waktu sendiri untuk mengembalikan energinya. Saat berinteraksi, tak semua introvert memiliki sifat malu. Bisa saja seorang introvert senang dan pandai bersosialisasi, namun tenaganya lebih mudah terkuras jika harus menghabiskan waktu terlalu lama dengan orang lain. Sementara itu, orang yang pada dasarnya bersifat pemalu menghindari aktivitas sosial karena mereka takut akan pandangan orang lain terhadap dirinya. Mereka cenderung mengkritik diri sendiri dan terlalu banyak berpikir overthinking.
Untukmerehabilitasi rasa malu yang luntur dari masyarakat modern saat ini, kita perlu mengembalikan manusia pada dua kodrat asalinya, yakni manusia sebagai makhluk yang memiliki kecenderungan menutup dan membuka diri serta manusia sebagai makhluk sosial. Setelah yang pertama, malu sesuai dengan kodrat manusia, kedua adalah malu imani, yakni Jakarta - Dalam suatu hadits, Rasulullah SAW pernah menyebut bahwa malu adalah sebagai bagian dari iman. Artinya, malu merupakan salah satu budi pekerti yang dituntut oleh Islam untuk dimiliki oleh setiap dari buku Pendidikan Akhlak Berbasis Hadits Arba'in An Nawawiyah karya Dr. Saifudin Amin, MA, rasa malu adalah suatu akhlak yang mendorong untuk meninggalkan hal-hal yang buruk dan kurang memperhatikan haknya orang yang memiliki Islam menempatkan rasa malu sebagai bagian yang menyusun cabang keimanan seseorang. Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Rasulullah SAW bersabda ูุงููุฅูููู ูุงูู ุจูุถูุนู ููุณูุจูุนููููู ุฃููู ุจูุถูุนู ููุณูุชูููููู ุดูุนูุจูุฉูุ ููุฃูููุถูููููุง ูููููู ูุงู ุฅูููู ุฅููุงูู ุงููููุ ููุฃูุฏูููุงููุง ุฅูู ูุงุทูุฉู ุงููุฃูุฐูู ุนููู ุงูุทููุฑูููููุ ููุงููุญูููุงุกู ุดูุนูุจูุฉู ู ููู "Iman mempunyai enam puluh cabang. Cabang yang paling tinggi adalah perkataan 'Lรข ilรขha illallรขh,' dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri gangguan dari jalan. Dan malu merupakan salah satu cabang Iman." HR. Imam Al Bukhari No 9.Senada dengan hal tersebut, mengutip dari laman resmi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dosen Fakultas Ushuluddin FU UIN Sunan Gunung Djati SGD Bandung Iu Rusliana menyatakan bahwa malu sangat erat kaitannya dengan iman. Keduanya bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al Hakim, ia berkata, ุงููููุญูููุงุกู ูู ุงููุฅูููู ูุงูู ููุฑูููุง ุฌูู ููููุนูุง ุ ููุฅูุฐูุง ุฑูููุนู ุฃูุญูุฏูููู ูุง ุฑูููุนู ุงููุงู ุฎูุฑูArtinya "Iman dan malu merupakan pasangan dalam segala situasi dan kondisi. Apabila rasa malu sudah tidak ada, maka iman pun sirna." HR. Al Hakim.Iu Rusliana juga menyebut rasa malu dapat menjadi tameng bagi diri kita sendiri dalam melakukan perbuatan hal buruk. Sebab salah satu penyebab rusaknya tatanan sosial antara lain karena hilangnya rasa malu."Rasa malu adalah tameng, sekaligus benteng dari melakukan perbuatan-perbuatan buruk. Seseorang yang senantiasa memelihara dan menjaga rasa malu akan berhati-hati, baik dalam ucapan maupun perbuatan," tulisnya melalui laman resmi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dikutip Rabu 9/6/2021.Sebuah hadits pun mengatakan hal serupa, dari Abu Mas'รปd 'Uqbah bin 'Amr al-Anshรขrรฎ al-Badri radhiyallรขhu 'anhu ia berkataููุงูู ุฑูุณููููู ุงูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุฅูููู ู ูู ููุง ุฃูุฏูุฑููู ุงููููุงุณู ู ููู ูููุงูู ู ุงููููุจููููุฉู ุงูุฃููููููุ ุฅูุฐูุง ููู ู ุชูุณูุชูุญู ููุงุตูููุนู ู ูุง ุดูุฆูุชู. ุฑูุงู ุงูุจุฎุงุฑูArtinya "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Sesungguhnya diantara yang didapat manusia dari kalimat kenabian yang pertama ialah 'Jika engkau tidak malu, berbuatlah sesukamu.'" HR. Bukhari No. 3483.Oleh karena itu, seseorang dengan memiliki sifat malu ini, kebaikan akan senantiasa datang menghampirinya dan akan membantunya dalam menghalangi untuk melakukan perbuatan maksiat dan dosa. nwy/nwyKakakbantu jawab ya. Jawaban untuk soal di atas adalah B. malu tidak mengerjakan PR. Berikut pembahasannya. Malu adalah sifat yang membentengi seseorang dari perilaku yang kurang sopan. Agama Islam menganjurkan pemeluknya memiliki rasa malu karena dapat meningkatkan akhlaq seseorang. Sifat malu juga dapat menggambarkan kualitas keimanan seseorang.
Oleh Nashih NashrullahKecantikan dan keanggunan perempuan akan terpancar dengan sifat malu yang malu bagi perempuan adalah perhiasan, kehormatan, sekaligus jati diri yang utama. Karena, pada hakikatnya para kaum Hawa memiliki peran strategis dan krusial di tengah-tengah peradaban. Luhur tidaknya sebuah komunitas masyarakat dan bangsa turut ditentukan oleh sejauh mana tingkat kesalehan para wanitanya. Dan, sejarah Islam membuktikan, kegemilangan peradaban Islam ditopang oleh akhlak dan kemuliaan para perempuan. Demikian, ujar Syekh Muhammad bin Musa as-Syarif, dalam karyanya yang berjudul Hayaโ al-Marโah Ushamh wa Unutsah wa Zinah. Serangan bertubi-tubi dunia luar, pada intinya mencoba untuk merobohkan sedikit demi sedikit kemuliaan perempuan, termasuk memudarkan sifat malu, lewat gaya hidup, efek negatif dari keterbukaan informasi, hingga melibatkan propaganda bandingkan para perempuan di era awal, terkenal teguh menerapkan sifat malu. Lihatlah sikap yang ditunjukkan oleh putri dari Abu Bakar, yaitu Asmaโ. Suatu ketika, ia pernah menghindar lantaran malu bertemu segerombol sahabat dari kalangan Anshar. Rasulullah SAW pun menyarankannya agar mengambil arah hiasilah diri dengan malu. Sebab malu, kata seorang tokoh salaf, Abu Hatim al-Busti, berarti menjauhkan diri dari segala perilaku yang tak disukai. Selain itu, mengutip Ensiklopedi Fikih Kuwait al-Mausuโah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah, sifat malu itu terbagi menjadi dua. Malunya seorang hamba kepada Allah SWT bila melanggar larangan-Nya dan malu melakukan segala perkara yang tak disukai, baik perkataan atau apa urgensi sifat malu bagi perempuan? Syekh as-Syarif mengatakan malu adalah bukti kecintaan tarhadap Allah SWT dan para rasul-Nya. Dan dengan malu agama seorang Muslimah akan tetap terpelihara. Malu membentengi dirinya dari tindakan yang tercela. Dan, sebab malu itu pula, kehormatan dan keanggunan perempuan yang berhias dengan sifat malu akan terjaga sikap femininnya yang sejati. Jauh bedanya dengan wanita yang tomboi atau kasar, misalnya bahkan perempuan yang bersolek terlewat batas sekali pun. Kecantikan dan keanggunan perempuan akan terpancar dengan sifat malu yang malu juga mempertegas identitas dan jati diri seorang perempuan. Ia akan mampu menempatkan diri secara proporsional. Seperti diriwayatkan oleh Bukhari dari Busyair bin Kaโab, Rasulullah SAW pernah bersabda, โTelah tertulis dalam takdir, sesungguhnya terdapat kemuliaan dalam sebagian sifat malu dan kedewasaan di bagian lainnya. Dan, bagi seorang istri sifat malu akan menambah kecintaan kepada suami.โSyekh as-Syarif mengakui memperteguh sifat malu bukan perkara gampang. Potret ketidakmampuan perempuan menguatkan sifat tersebut, seperti tergambar dalam beragam fenomena yang muncul di masyarakat. Tak heran didapati perempuan yang berperangai kasar, gaya berbicaranya tak patut, mengumbar konflik internal keluarga ke orang lain, berbusana tak etis dan cenderung menampakkan aurat, serta sering kali didapati sebagian oknum Muslimah merokok tanpa rasa as-Syarif tak terhenti pada kritikan, ia pun mengutarakan sederet solusi untuk menanamkan rasa malu bagi perempuan sejak dini. Yang paling mendasar adalah menanamkan keimanan dalam pribadi anak-anak perempuan. Keimanan ini melebihi segalanya. Dengan iman tersebut, seorang hamba akan tergiring untuk malu. Ketika turun perintah berjilbab dalam surah an-Nuur, segenap sahabat perempuan bergegas menuju kamar dan menutup aurat mereka. Hanya keimanan yang mendorong hal itu terjadi. Selanjutnya, menciptakan pendidikan yang kondusif, paling tidak di level mendasar dan utama, yakni institusi keluarga. Para orang tua berkewajiban memberikan pemahaman yang memadai perihal pentingnya rasa malu bagi anak perempuan jangan lupa memberikan suri teladan yang baik. Keteladanan memancing simpati dan ketertarikan. Berapa banyak pendidikan gagal lantaran nihil keteladanan. Ingin anak-anak perempuan Anda malu, maka mulakan dan biasakan rasa malu dari diri Anda. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di SinishJFQ.