Liputan6.com, Jakarta - Teknologi budidaya ikan air tawar terus berkembang pesat, salah satunya adalah Keramba Jaring Apung (KJA) yang banyak dilakukan di perairan umum seperti sungai, danau, waduk dan situ. Keberhasilan pengembangan teknologi Keramba Jaring Apung juga terbukti berperan dalam peningkatan produksi ikan secara nasional.
Pakan Ikan Nila. Pakan ikan nila yang dibutuhkan untuk 1000 ekor bibit, dengan lama pemeliharaan selama 68-70 hari adalah sebanyak 203 kg. Anda dapat menggunakan pelet dengan kandungan protein 14-16% sebagai pakan. Dengan harga Rp10.000/kg pakan, maka biaya yang dibutuhkan adalah sebanyak Rp 2.030.000.
Gambar 2. Morfologi kelamin ikan nila JICA a) Induk betina dan b) Induk jantan Pemijahan Ikan Nila JICA Pemijahan ikan Nila JICA di BPBAT Sungai Gelam Jambi dilakukan dengan instensif untuk memproduksi benih dalam jumlah besar. Pemijahan dilakukan dalam kolam terpal (HDPE) dengan ukuran 500 m2 dengan kedalaman 1,5-2 meter.
Masyarakat di sekitar muara sungai Jeneberang memanfaatkan aliran sungai sebagai tempat budidaya ikan sistem keramba jaring apung (KJA) dengan membudidayakan ikan air tawar seperti ikan lele (Clarias batrachus), ikan nila (Oreochromis niloticus) dan ikan patin (Pangasius sp). Permintaan ikan lele, nila dan patin sangat tinggi, namun SUMBER H2S DI PERAIRAN BUDIDAYA, BENTUK H2S DI PERAIRAN BUDIDAYA, DAMPAK H2S PADA BUDIDAYA IKAN, PENGARUH H2S DALAM BUDIDAYA IKAN MAKALAH LIMNOLOGI (LIMNOLOGY). Kegiatan budidaya ikan sangat terkait erat dengan parameter kualitas air dimana usaha tersebut dilaksanakan. Indikator parameter kualitas air menjadi prasyarat utama kelayakan usaha budidaya perairan. Kondisi kualitas air suatu
Ikan yang dapat dibudidayakan dengan teknik karamba jaring tancap yaitu ikan mas, nila, patin, lele, bawal, betutu dan jenis ikan air tawar lainnya.. Saat budidaya ikan di keramba jaring tancap yang harus diperhatikan pertama kali adalah debit air dan arus air pada kolam atau rawa tersebut. (sungai) dan kualitas air sangat berperan
Nilai prevalensi ektoparasit pada insang ikan nila merah (Oreochromis sp.) di keramba apung Sungai Kapuas Desa Kapur dapat dilihat pada Tabel 2. Dari tabel tersebut terlihat bahwa nilai rata-rata prevalensi Dactylogyrus sp. (90%) lebih besar dari rata-rata prevalensi Gyrodactylus sp. (49%). Kondisi faktor lingkungan di keramba apung sungai
Jakarta merupakan daerah dengan wilayah yang dilintasi 13 sungai. Namun demikian, pada sungai-sungai tersebut kerap dijumpai sampah. Salah satu penghasil sampah di sungai (diduga) berasal dari Dalam Keramba Apung di Sungai Mahakam. Asfie Maidie, Sarwono, Andi Noor Asikin, Gina Septiani dan Ismail Fahmy Almadi. 2. Adanya ke giatan budidaya ikan Nila di daerah tersebut . Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis tilapia yang berasal dari perairan di lembah sungai Nil Afrika, serta pertama kali didatangkan ke Indonesia pada tahun 1969,1990, dan 1994 yang masing-masing berasal dari Taiwan, Thailand dan Filipina. Ikan ini banyak dikembangkan serta dibudidayakan oleh
\n \nbudidaya ikan nila di keramba sungai
dipelihara dalam usaha KJA di Waduk Sungai Paku adalah ikan Nila (Oreochromis niloticus), dan Baung (Mystus nemurus). Usaha budidaya ikan di Desa Sungai Paku sudah ada sejak 2009 sampai saat ini telah terdapat dua kelompok budidaya Tahun keramba dan masingmasing kelompok terdiri dari 20 kepala keluarga (KK) yang -
rkc7Ej.
  • zh74u1zy64.pages.dev/171
  • zh74u1zy64.pages.dev/780
  • zh74u1zy64.pages.dev/62
  • zh74u1zy64.pages.dev/460
  • zh74u1zy64.pages.dev/707
  • zh74u1zy64.pages.dev/181
  • zh74u1zy64.pages.dev/770
  • zh74u1zy64.pages.dev/268
  • budidaya ikan nila di keramba sungai